
Bedah Buku Islam Ramah Lingkungan, Rangkaian Peluncuran Green Campus dan Prodi Ilmu Lingkungan
BANJARBARU – Dalam rangkaian peluncuran program Green Campus, Universitas Islam Negeri Antasari juga menggelar Bedah Buku Islam Ramah Lingkungan: Dari Eko-Teologi Al-Qur’an hingga Fikih Al-Bi’ah, bersama penulisnya langsung, yakni Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Prof. Dr. H. Wardani, M.Ag.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 4 Gedung Rektorat Kampus 2, Kamis (15/5/2025), yang dihadiri civitas academica dan tamu undangan.
Buku ini terdiri dari 176 halaman, dibagi dalam 5 bab, dan diterbitkan Antasari Press.
“Terima kasih kepada Rektor atas kebijakan strategisnya dalam pengembangan penelitian dosen,” ungkap Prof. Wardani.
Adapun isinya, Bab I adalah Relasi Krisis Lingkungan dan Krisis Keberagamaan: Menegaskan Urgensi Eko-Teologi Al-Qur’an. Bab II Pandangan Dunia Teologis Al-Qur’an tentang Eksistensi Alam Semesta.
Bab III Prinsip-Prinsip Teologis tentang Pengelolaan Alam. Bab IV Kufur Ekologis. Bab V Fikih Al-Bi’ah: Menuju Fikih yang Berparadigma Ramah Lingkungan, dan Bab VI Eko-Teologi dan Fikih Al-Bi’ah: Proyeksi ke Masa Depan.
“Semoga hasil penelitian ini bermanfaat tidak hanya secara teoritis mengisi kajian Al-Qu’ran, melainkan juga secara praktis untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya memelihara lingkungan,” harap Prof. Wardani.
Ia mengakui, buku ini ditulis bertolak dari keprihatinan akan kondisi lingkungan, baik kerusakan hutan, pencemaran sungai dan udara, hingga berdampak terhadap pemanasan global saat ini, seiring cuaca yang tidak menentu, dan mengakibatkan banjir maupun kabut asap.
“Jika hutan dikuras oleh hanya segelintir orang dengan ‘dalih’ pembangunan dan merugikan orang lain, sebenarnya sama saja dengan neo-kolonialisme yang bersembunyi di balik ide developmentalisme,” papar Prof. Wardani.
Ia pun berharap, eksploitasi alam yang hanya untuk kepentingan instan agar dihindari. Seperti halnya yang leluhur lestarikan dalam kearifan, tidak terbersit di pikiran mereka akan meraup keuntungan besar saat menanam. Sekadar merawat pepohonan yang sekarang kita nikmati.
“Hanya sebuah ketulusan, yaitu menyelamatkan masa depan anak cucunya. Seharusnya kita memiliki visi ke depan seperti itu,” ajak Prof. Wardani.
Ia menekankan, bahwa dalam Islam, aturan-aturan interaksi manusia dengan alam juga sudah termuat.
“Mengapa ini menjadi penting? Karena selama ini, kita hanya menganggap Islam hanya mengurusi ritual ibadah. Padahal, ajaran bagaimana manusia berlaku harmonis dan seimbang dengan alam ada dalam Islam,” pungkas Prof. Wardani.
Selain bedah buku, dalam rangkaian acara ini juga dipromosikan program studi baru yang dibuka di UIN Antasari, yakni S-1 Ilmu Lingkungan.
Semuanya dalam rangka menyahuti program Ekoteologi yang digalakkan Menag RI, mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kepedulian lingkungan.
(Fur/Ana)


