
UIN Antasari Jajaki Peluang “Dual Degree” dengan Universitas Luar Negeri di Forum Rektor AICIS+ 2025
DEPOK – Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin tengah menjajaki rencana kerja sama program gelar ganda (dual degree) dengan sejumlah universitas ternama di luar negeri. Rencana strategis ini mengemuka dalam pertemuan Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), di sela-sela Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS)+ 2025, di Universitas Islam Internasional Indonesia, Depok, Rabu (29/10).
Pertemuan tersebut menghadirkan perwakilan dari institusi global ternama, termasuk School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London dan Deakin University Australia.

Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. menyatakan, pertemuan ini adalah kesempatan emas untuk memperluas jaringan akademik UIN Antasari ke panggung internasional.
Manfaat Langsung bagi Mahasiswa dan Akademisi
Rektor menegaskan, inisiatif dual degree ini krusial untuk meningkatkan martabat akademik UIN Antasari secara global. Jika terwujud, program ini akan memberikan keuntungan signifikan bagi mahasiswa dan masyarakat Kalimantan Selatan.
Mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan dua gelar sekaligus dari dalam dan luar negeri. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademik mahasiswa dengan standar kurikulum internasional, tetapi juga meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia di pasar kerja global.
Selain itu, kerja sama ini dirancang untuk membuka peluang riset dan publikasi bersama antarakademisi. Menurut Prof. Mujib, ini adalah cara efektif untuk mempromosikan karya ilmiah berbasis kearifan lokal agar mendapat pengakuan dunia.
“Kita ingin jadi bagian dari hubungan internasional di bidang akademik,” tegasnya.
“Kita ingin menunjukkan bahwa karya-karya ilmiah kita, terutama yang sifatnya lokal berwawasan global harus diketahui orang luar,” sambung Rektor.
Perkuat Riset dan Publikasi Bersama
Forum Rektor PTKIN yang menjadi bagian dari AICIS+ 2025, memang bertujuan mendorong penguatan visi internasionalisasi dan kolaborasi riset di lingkungan PTKIN.
Prof. Mujib merangkum, bahwa inti dari pertemuan dengan perwakilan universitas asing tersebut tidak hanya soal dual degree, tetapi juga kesepakatan untuk saling membantu dalam penelitian dan publikasi.
“Memberikan tempat untuk sarjana tamu, riset, dan publikasi bersama,” pungkasnya.
Forum Rektor kali ini mengusung tema “Menata Ulang Pendidikan Tinggi Islam dalam Lanskap Global yang Dinamis”, dan dihadiri para pimpinan UIN, Institut Agama Islam Negeri (STAIN), dan Sekolah Ttinggi Agama Islam Negeri (STAIN) se-Indonesia.
(Fur/Ana)







