
Tim Divisi GTK Madrasah Gelar Seminar Pendidikan Peningkatan Mutu Madrasah: Membangun Pembelajaran Bermakna di Madrasah Melalui Pendekatan Deep Learning
HULU SUNGAI SELATAN – Rabu (15/10/2025), bertempat di Gedung Guru Jalan Teratai, Hamalau, Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan telah dilaksanakan Seminar Pendidikan Peningkatan Mutu Madrasah dengan tema “Membangun Pembelajaran Bermakna di Madrasah Melalui Pendekatan Deep Learning”.
Program ini merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Agama Republik Indonesia dalam hal ini dilakukan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin dengan Divisi GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Madrasah dan didukung secara penuh oleh Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).
Kegiatan diawali dengan salam pembuka oleh MC dan salam disambut dengan antusias oleh ratusan guru yang merupakan guru Raudhatul Athfal, guru madrasah Ibtidaiyah, guru Tsanawiyah dan guru Aliyah yang berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan sekitarnya.
Dr. Hj. Tarwilah, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin sekaligus sebagai penanggungjawab kegiatan menyampaikan bahwa pembelajaran bermakna di madrasah melalui pendekatan deep learning perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan abad ke-21 dan memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan serta mendalam bagi siswa.
“Pendekatan ini berfokus pada pemahaman yang mendalam, bukan sekadar menghafal, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa dapat bertahan lebih lama dan diterapkan dalam kehidupan nyata,” papar Dr. Tarwilah saat sambutan, sekaligus membuka acara.

Materi pertama, “Paradigma Deep Learning dalam Perspektif Pendidikan Islam” disampaikan langsung oleh H. Sandi Fitrian Noor, ST., MM., selaku Anggota Komisi VIII DPR RI.
“Paradigma deep learning dalam perspektif pendidikan Islam mengalihkan fokus pembelajaran dari sekadar hafalan dan transfer informasi menuju internalisasi nilai-nilai agama, pembentukan akhlak, serta pemahaman yang lebih dalam dan bermakna,” ujar Sandi.
“Pendekatan ini sejalan dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu membentuk individu yang berakhlak mulia (insan kamil) dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi, termasuk perangkat berbasis kecerdasan buatan, berperan sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan ini, bukan sebagai pengganti peran guru,” lanjutnya.
Materi kedua, “Strategi Implementasi Pembelajaran Bermakna di Madrasah untuk Peningkatan Mutu Pendidikan Islam”, yang disampaikan Dr. Muhammad Yusran, S.Pd.I., M.Si. Dosen Tetap Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam (IAI) Darul Ulum Kandangan, sekaligus Pimpinan Baznas Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tahun 2022 – 2025 tersebut, memaparkan bahwa deep learning dicapai dengan 3 pilar yakni: (1) meaningful learning/pembelajaran bermakna, (2) mindful learning/pembelajaran sadar, dan (3) joyful learning/pembelajaran menggembirakan.
“Pembelajaran bermakna penting untuk madrasah karena mengintegrasikan ilmu agama dengan kehidupan, meningkatkan motivasi dan keterlibatan belajar, dan menciptakan lulusan yang berpikir kritis dan aplikatif,” tegas Dr. M. Yusran.
Materi ketiga, “Implementasi Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)” yang disampaikan Nidya Rahma Sari, S.Pd., selaku Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Kandangan sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Kandangan. Dalam paparannya, Nidya menyampaikan bahwa prinsip pembelajaran memuat 3 hal yakni berkesadaran, bermakna dan menggembirakan.
“Berkesadaran, murid merefleksikan hasil belajarnya, misalnya melalui jurnal, diskusi penutup, atau komentar pribadi. Bermakna, murid melakukan refleksi terhadap apa yang dipelajarinya, baik melalui diskusi, catatan, maupun umpan balik lisan. Menggembirakan, murid menantikan kegiatan belajar berikutnya dan menunjukkan semangat untuk datang ke kelas,” urai Nidya.
Tidak lupa pemateri ketiga tersebut mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi terkait pembelajaran yang sudah dilakukan selama ini dan peserta diajak untuk bermain game serta menganalisis berbagai macam studi kasus.
Kotributor/Fotografer: Tim Divisi GTK Madrasah FTK UIN Antasari
Penyunting: Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi