
Program Tahap 2 Ma’had Al-Jamiah Kampus 2 Ditutup, Pemondokan Bukanlah Beban
BANJARBARU – “Rasanya sebentar, kan?” kelakar Dr. Hairul Hudaya, M.Ag., Kepala UPT Mahad Al-Jamiah UIN Antasari Banjarmasin saat mengisi sambutan di acara Penutupan Program Pembelajaran Tahap 2 Ma’had Al-Jamiah Kampus 2, Selasa (6/5/2025). Mendengar itu, sontak audiens yang duduk berbaris rapi di dalam mesjid itu riuh tertawa.

Mereka adalah para mahasantriwati yang terbalut gamis hitam berkerudung biru tua, sedang para mahasantri mengenakan atasan putih bercelana hitam. Menjelang pukul 4 sore, mereka berdatangan memasuki mesjid, langsung mengambil posisi duduk dengan tenang.
Program asrama diselenggarakan untuk pembinaan ibadah dan akhlak, yang tahap ini berlangsung sejak Januari hingga Mei. Sekira 4 bulan, para mahasantri dan mahasantriwati dilatih untuk terbiasa merutinkan ibadah wajib dan sunah dibarengi dengan akhlak yang mulia.
“Mulai pemondokan di bulan Januari, dan sekarang Mei. Tidak terasa, akhirnya selesai juga,” imbuh Mudir Ma’had.
Ia menyelorohkan hal tersebut untuk meyakinkan audiens bahwa program Ma’had ini, sejatinya bukanlah beban. Namun sebaliknya, sebagai bentuk kepedulian UIN Antasari dalam melangsungkan tugas pendidikan bidang ibadah dan akhlak. Oleh karenanya, semua rangkaian bimbingan di asrama harus diikuti dengan baik.
Kegiatan kali ini ditutup langsung oleh Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., yang beberapa saat sebelum jam 4 sore sudah siap sedia hadir di tempat acara. Di kesempatannya memberikan sambutan sekaligus menutup secara resmi kegiatan ma’had tahap 2 ini, beberapa kisah inspiratif disampaikan untuk memotivasi para mahasantri dan mahasantriwati.
“Hidup itu, setiap hari, tantangannya semakin sulit. Jangan banyak mengeluh. Tanamkan mental baja,” pesan Rektor tegas.

Menurutnya, ada banyak yang sudah berkorban untuk dapat menikmati pendidikan ini. Termasuk para orang tua dan keluarga yang membiayai. Oleh karenanya, diharapkan setelah tamat berkuliah, para mahasantri mampu menghadapi setiap masalah.
“Walladzîna jâhadu fîna, lanahdiyannahum subulana. Siapa yang sungguh-sungguh, pasti akan diberikan petunjuk jalan,” urainya menyitir Surah Al-Ankabut ayat 69.
Terlebih menurutnya, dalam menghadapi kesulitan hidup, tidak cukup hanya dengan modal uang. Melainkan iman dan kesadaran moral.
“Orang yang paling baik imannya adalah yang paling baik akhlaknya,” pungkasnya menyebut sebuah hadits. (Ana/Ami)
