
Mewujudkan Pengabdian di Ujung Timur Indonesia: Perjalanan KKN Mahasiswi UIN Antasari di Raja Ampat
RAJA AMPAT – Ketertarikan mendalam pada dunia volunteering dan kecintaannya menjelajah keindahan alam Indonesia selama dua tahun terakhir, mengantarkan Kesya Fitriah Azizah, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin pada pengalaman pengabdian yang berbeda.
Melalui skema Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif, ia berkesempatan bergabung dalam program Nusantara Explore #4, gelaran Yayasan Jejak Langkah Nusantara (Jalantara), sebuah organisasi nonpemerintah (NGO) nasional yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Kegiatan yang terlaksana pada tanggal 9–26 Juli 2025 ini, atas dasar kerja sama resmi melalui nota kesepahaman antara sejumlah perguruan tinggi dan Jalantara, membuka ruang kolaborasi lintas sektor untuk menghadirkan dampak positif di Kampung Saporkren, Kecamatan Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Selama lebih dari dua pekan, Kesya aktif di Divisi Ekonomi, Pariwisata, dan Lingkungan, fokus pada penguatan kapasitas masyarakat lokal di sektor ekowisata, pengelolaan sampah, dan promosi usaha mikro, kecil, dan menegah.
Melalui pendampingan kepada pelaku homestay dan UMKM setempat, ia membantu mengenalkan strategi promosi digital sederhana menggunakan telepon genggam, melatih teknik dasar fotografi, serta membantu membuat konten yang menonjolkan keindahan Saporkren.
Di sisi lingkungan, Kesya turut memimpin aksi revitalisasi dan plangisasi, bersih pantai dan jalur treking Cendrawasih Merah, sekaligus memberikan edukasi kreatif Aku dan Bumiku kepada anak-anak, untuk menanamkan kesadaran menjaga alam sejak dini.
“Bagi saya, ini bukan sekadar KKN. Ini perjalanan yang mempertemukan passion saya dalam volunteering, dan kecintaan menjelajah Indonesia dengan kesempatan belajar langsung dari masyarakat yang hidup harmonis dengan alamnya,” ungkap Mahasiswi Program Studi S-1 Tadris Bahasa Inggris tersebut.
Partisipasinya mendapat sambutan positif dari warga. Levinus Dimarak, tokoh masyarakat setempat turut menyampaikan apresiasinya.
“Kami senang ada anak muda yang mau berbagi ilmu dan ikut menjaga alam kami. Harapannya kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ungkapnya.
Kesya mengakui, pengalaman ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan akademik dan pribadinya. Selain memberi kontribusi nyata di lapangan, Kesya juga membuktikan, bahwa kolaborasi perguruan tinggi dan NGO dapat menjadi model pengabdian berkelanjutan yang menguntungkan semua pihak.
“Ke depan, semoga semakin banyak mahasiswa yang mengambil peluang untuk berkontribusi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) melalui skema konversi KKN,” harapnya.
Penulis: Kesya
Fotografer: Tim Yayasan Jalantara
