
Masih Berlanjut Tes Napza dan Tes Psikologi, Maba: Kampus UIN Antasari Ternyata Besar
BANJARMASIN – Pelaksanaan Tes Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) serta Tes Psikologi bagi Mahasiswa Baru Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin telah memasuki hari kelima pada Rabu, 13 Agustus 2025. Hingga pukul 11.40 WITA, panitia telah berhasil melayani sebanyak 1.396 mahasiswa dari total 1.976 peserta.
Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian wajib bagi Mahasiswa Baru ini dijadwalkan akan berlangsung hingga hari Jum’at, 15 Agustus 2025. Salah satu panitia, Maulida Rezkia, mengungkapkan bahwa proses tes berjalan dengan lancar dan seluruh panitia dalam kondisi prima untuk menuntaskan tugas.
“Alhamdulillah hingga hari ini tes berjalan lancar dan kondusif. Kami masih punya waktu hingga Jum’at untuk menyelesaikan pelayanan bagi Mahasiswa Baru yang berjumlah 1.976 orang,” papar Rezkia saat ditemui di lokasi.

Kesan positif tidak hanya dirasakan oleh panitia, tetapi juga oleh para peserta. Rahma, salah satu Mahasiswi Baru, memberikan kesan positif setelah mengikuti seluruh tahapan tes. Menurutnya, pelayanan yang diberikan cepat dan ramah.
Pada kesempatan tersebut, Rahma juga berbagi cerita mengenai perjalanannya hingga bisa menjadi mahasiswi di UIN Antasari. Ia mengaku bahwa orang tuanya hanya memberikan izin untuk berkuliah di kampus Islam negeri tersebut.
“Ulun itu kak, kada diberikan izin orang tua kuliah mun kada di UIN Antasari. Ulun kada menyangka sekalinya ganal kampusnya,” terangnya dalam dialek Banjar, yang berarti, “Saya itu tidak mendapatkan izin kuliah kecuali di UIN Antasari. Saya tidak menyangka kampus UIN Antasari sebesar ini.”
Lebih lanjut, Rahma menjelaskan alasan utama orang tuanya bersikeras agar ia menempuh pendidikan di UIN Antasari adalah kekhawatiran terhadap lingkungan pergaulan di perkotaan.
“Ujar mama, mun di sini tuh masih ada nilai-nilai agamanya lo kak, kada lapas lalu tu nah. Soalnya banyak kasus mun sudah taka kota ne lapas lalu, kada sing karudungan lagi, kaluar masuk tempat hiburan malam sampai taumpat pergaulan bebas,” tutupnya. (Menurut mama, jika di sini masih ada nilai-nilai Islam-nya, tidak terlalu bebas. Banyak sudah terjadi, jika sudah tinggal di kota menjadi terlalu bebas, tidak lagi berkerudung, keluar masuk tempat hiburan malam sampai terjerumus pergaulan bebas).
(Hai/Ana)


