
LP2M UIN Antasari Gelar Pengabdian kepada Masyarakat: “Skrining Kondisi Mental dan Konseling Psikologis” untuk Warga Binaan LP Amuntai
HULU SUNGAI UTARA — Sabtu (11/9/2025), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, mengadakan sebuah kegiatan pengabdian di lembaga pemasyarakatan. Tema acara ini adalah “Skrining Kesehatan Mental dan Konseling Psikologis Warga Binaan di LP Amuntai.”
Acara dibuka resmi Kepala Lapas Yosef Leonard Sihombing, M.H. Dalam sambutannya, disampaikan, bahwa pihaknya sangat menyambut baik kerja sama dengan UIN Antasari, karena program ini sejalan dengan upaya pembinaan holistik warga binaan.
Yosef juga menegaskan, kondisi psikologis kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan memiliki perbedaan mendasar dibanding kehidupan di luar di masyarakat umum, yang membuka peluang timbulnya masalah-masalah mental atau tekanan psikologis. Oleh karena itu, dirinya menyatakan pentingnya kehadiran pendekatan psikologi dan spiritual religius, sebagai upaya pencegahan dan penanganan masalah kesehatan mental warga binaan.
“Perbedaan lingkungan ‘di dalam’ dan ‘di luar’ sangat nyata dalam hal tekanan psikososial, struktur kehidupan, dan kontrol sosial. Kita perlu meminimalisir dampak negatifnya,” ujar Kalapas.

Acara dilanjutkan dengan sesi penguatan religius, yang langsung dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag. Dalam materinya disampaikan terkait pandangan Islam terhadap kesalahan dan pengampunan manusia.
“Bahwa manusia yang baik bukanlah yang tidak pernah salah, melainkan yang pernah berbuat salah namun mau bertobat dan memperbaiki diri,” tegasnya.

Dr. Sagir juga menekankan, bahwa istigfar adalah “obat hati” yang bisa membuat seseorang menjauh dari rasa putus asa, karena Allah Maha Pengampun.
Beberapa poin pokok lainnya yang disampaikan adalah:
- Istigfar bukan sekadar ucapan penyesalan, melainkan janji Allah yang akan menurunkan berkah dari langit, diumpamakan seperti hujan yang lebat;
- Rezeki tidak hanya terkait dengan aspek materi, tetapi meliputi kesehatan, umur panjang, keluarga yang harmonis, serta kesempatan berkumpul bersama orang tercinta;
- Allah secara faktual menjanjikan rezeki berupa harta, asalkan seseorang mau beristigfar, introspeksi diri, dan bertobat dengan niat yang sungguh-sungguh; dan
- Dengan sikap tidak berputus asa dari rahmat Allah, manusia dapat menjalani proses perbaikan diri secara berkesinambungan.
Selanjutnya, puncak kegiatan adalah skrining kesehatan mental yang dilakukan oleh Tim Psikolog dari UIN Antasari, yaitu Mahdia Fadhila, M.Psi., Psikolog; Imadduddin, M.A., M.Kes.; Dina Aprilia, M.Psi., Psikolog; dan Dr. Taufik Hidayat, M.Kes., Psikolog.
Dalam skrining ini, sekitar 100 warga binaan mengisi instrumen psikologis dan pertanyaan klinis untuk mengukur kondisi mental seperti stres, kecemasan, depresi, dan masalah yang dialami selama 30 hari terakhir.
Hasil skrining tersebut akan dianalisis lebih dalam, dan bagi warga binaan yang memerlukan dukungan lanjutan, akan dilakukan konseling individual pada tahap kedua program pengabdian masyarakat.
Tim Pengabdian menegaskan, kegiatan ini menjadi terobosan penting dalam membumikan pendekatan psikologi integratif dalam pembinaan warga binaan, karena tidak hanya fokus pada aspek kognitif atau keterampilan teknis, tetapi juga mental dan spiritual.
“Semoga sinergi antara UIN Antasari dan LP Amuntai ini, menjadi _pilot project_ yang bisa direplikasi ke lembaga pemasyarakatan lain di Kalimantan Selatan dan sekitarnya,” harap panitia.
Penulis: Mahdia Fadhila, M.Psi., Psikolog
Fotografer: Tim Pengabdian
Penyunting: Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi
