
Lewat Gerakan Cinta Buku, Mahasiswa Belajar Teknik Membaca Kritis dari Pakarnya
BANJARMASIN – Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Islam Negeri Antasari menggelar Gerakan Cinta Buku (GCB) 2025, di Ruang Banjar-Melayu Corner Gedung Perpustakaan Kampus 1, Rabu (24/9), yang diikuti 100 mahasiswa dari 5 fakultas.
Ada dua narasumber diundang, yakni Dosen Senior Dr. H. Mukhyar Sani, M.A. yang menyampaikan “Strategi Membaca Buku Cerdas Cepat”, dan Penulis Produktif Datuk Cendekia Hikmadiraja (DCH) Ahmad Barjie B, yang memberikan materi “Gemar Membaca di Era Digital”.
Kepala UPT Perpustakaan Dr. Saifuddin, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis pihaknya untuk menumbuhkan minat baca mahasiswa.
“Gerakan ini diadakan untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar gemar membaca, rajin berkunjung ke perpustakaan, sehingga koleksi yang ada dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendukung kesuksesan studi mereka,” ujarnya.

Dr. Saifuddin menambahkan, agenda serupa akan dilanjutkan di Kampus 2 pada 2 Oktober mendatang.

Dalam sesi materi, Dr. Mukhyar menyoroti strategi membaca cerdas dan kritis yang penting bagi mahasiswa.
“Tidak semua orang yang membaca akan menjadi pemimpin, tetapi rata-rata pemimpin adalah orang yang kaya dengan bacaan. Membaca kritis relevan untuk mahasiswa agar mampu berpikir lebih tajam di dunia akademik,” jelasnya.

Sementara DCH Ahmad Barjie menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara membaca digital dan buku cetak.
“Walaupun era digital berkembang pesat, membaca buku fisik jangan ditinggalkan. Tradisi membaca buku kertas harus tetap dilestarikan, agar mahasiswa memiliki kedalaman ilmu yang lebih kokoh,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, juga dibagikan masing-masing buah karya DCH Ahmad Barjie dan koleksi perpustakaan, untuk 8 peserta yang aktif bertanya.

Salah satu mahasiswa, Muhammad Taha Madani dari Prodi S-1 Hukum Keluarga Islam, mengaku mendapatkan manfaat besar dari kegiatan ini.
“Saya mendapatkan stimulus penting untuk masa depan, terutama metode cepat tanggap membaca seperti scanning, skimming, SQ3R (survey, question, read, recall/recite, dan review), serta membaca kritis. Acara ini menjadi titik awal untuk menumbuhkan budaya literasi dan menjadikan literasi sebagai gaya hidup,” ungkapnya kepada Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi.

Peserta lain, Nur Aziza dari Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, turut merasakan dorongan motivasi baru.
“Motivasi saya ikut acara ini adalah untuk membangkitkan kembali minat baca yang sempat menurun. Dari pemateri saya belajar, bahwa ilmu akan melekat ketika dicatat, dikomunikasikan, dan dibagikan. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan lebih banyak lagi,” katanya.

Selain menjadi sarana berbagi ilmu, acara ini diharapkan pihak Perpustakaan, bisa menjadi tradisi tahunan yang memperkuat budaya literasi di lingkungan kampus.
“Semoga kegiatan ini bisa berjalan terus-menerus, agar perpustakaan semakin ramai dikunjungi dan mahasiswa semakin gemar membaca,” tutup Dr. Saifuddin.
(Reporter/Fotografer: Rahmi Hartati, S.Sos.)