Kejar Target Akreditasi Internasional, UIN Antasari Matangkan Kurikulum Berbasis OBE
BANJARMASIN – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Islam Negeri Antasari menggelar Workshop Rekonstruksi Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) selama dua hari berturut-turut, Senin hingga Selasa (8–9/12/2025). Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Pascasarjana Kampus 1 Banjarmasin ini dibuka resmi Rektor Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd.
Dirinya menegaskan, kegiatan ini krusial dilaksanakan untuk menindaklanjuti perubahan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023, menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 39 Tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
“Saya harap semua program studi bisa menyesuaikan dengan perubahan ini,” pesan Rektor dalam sambutannya.

Berikutnya Prof. Dr. Syaugi Mubarak Seff, M.A., M.A. menjelaskan, perubahan tersebut antara lain berupa penerapan kurikulum OBE di lingkungan kampus. Menurutnya, langkah ini sangat penting, mengingat UIN Antasari tengah merencanakan akreditasi internasional di masa depan, dengan kurikulum berbasis OBE menjadi salah satu syarat utamanya. Selain itu, sinkronisasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi yang dimiliki UIN Antasari juga mengharuskan penerapan kurikulum tersebut.
“Diterapkan secara komprehensif memang masih belum, cuma ada sejumlah dosen yang secara inisiasi sudah menerapkan kurikulum OBE,” ujar Prof. Syaugi kepada Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi. Dirinya pun berharap target penerapan 100% bisa terlaksana tahun depan.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., Ketua LPM di UIN Salatiga, yang juga asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Sebanyak 100 peserta dari kalangan dosen mengikuti kegiatan ini secara hibrida.
Prof. Budiyono mengapresiasi antusiasme para peserta yang dinilai sangat positif. Selama dua hari, peserta dibimbing mulai dari penyelarasan visi keilmuan, rekonstruksi beban jam perkuliahan (JPL), hingga penghitungan bobot JPL dan pelaporan ketercapaian Capaian Pembelajaran Lulusan.
“Bahkan kemarin ada satu prodi yang sudah selesai merekonstruksinya,” ungkap Prof. Budiyono.

Dirinya juga menekankan, jika kurikulum OBE ini selesai, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) otomatis akan terbentuk dan dapat diinovasikan melalui sistem aplikasi.
Sementara itu, Dr. Muhdi, M.Ag. (Koordinator Pusat Manajemen Kurikulum dan Integrasi Ilmu) menegaskan urgensi kegiatan ini. Dirinya menyebutkan, bahwa temuan surveilans ISO tahun 2025 mengindikasikan UIN Antasari belum sepenuhnya menerapkan OBE.
“Sangat urgen bagi UIN Antasari, karena sampai saat ini templat untuk kurikulum dan juga RPS OBE itu masih belum selesai,” jelas Dr. Muhdi.

Dirinya menambahkan, berkat bimbingan intensif hingga malam hari melalui daring, prodi-prodi di UIN Antasari telah berhasil menyelesaikan draf mereka. Hal ini dilakukan agar pada tahun 2026, kurikulum dan RPS berbasis OBE sudah dapat digunakan sepenuhnya.
Pada hari kedua, salah satu peserta, Atika Zahra Maulida, S.H.I., M.S.I., selaku Ketua Prodi Akuntansi Syariah, berkesempatan mempresentasikan hasil RPS OBE yang telah disusun di hadapan narasumber.

Lewat rampungnya templat ini, panitia berharap, persepsi yang sama mengenai pelaksanaan OBE dapat terbangun di seluruh lingkungan UIN Antasari. Dengan hadirnya akreditasi internasional, pihak UIN Antasari berkeinginan kualitas pendidikan bisa terus mengalami perbaikan, menghasilkan lulusan kompeten dan inovatif untuk menciptakan bisnis baru, bekerja lebih produktif, dan memecahkan masalah sosial, guna kebermanfaatan lebih luas bagi masyarakat.
(Jam/Fur/Ana)





