
Pembinaan dan Penyerahan Buku Rekening KIP Kuliah 2025, Wakil Rektor Ingatkan Bijak Gunakan Dana
BANJARMASIN – Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin menggelar kegiatan pembinaan sekaligus penyerahan buku rekening tabungan bagi mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah angkatan tahun 2025 pada Rabu (3/12/2025). Kegiatan ini dilangsungkan di Auditorium Mastur Jahri Kampus 1 dan dihadiri oleh seluruh penerima beasiswa yang berjumlah 300 orang.
Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, H. Haris Fadilah, S.Ag., M.Pd.I., dalam laporannya menjelaskan bahwa proses rekrutmen tahun ini berlangsung ketat. Dari 602 pendaftar yang masuk, sebanyak 526 orang dinyatakan lulus seleksi administrasi. Tahapan selanjutnya meliputi seleksi wawancara dan survei lapangan (visitasi) ke rumah calon penerima untuk memastikan kondisi ekonomi keluarga yang sebenarnya.
“Sesuai dengan ketentuan jatah yang ada di UIN Antasari di tahun 2025, penerima beasiswa KIP tahun ini hanya mendapatkan kuota 300 orang,” terang Haris Fadilah.
Adapun sebaran penerima KIP Kuliah 2025 di UIN Antasari terdiri dari Fakultas Tarbiyah sebanyak 138 orang, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi 28 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 75 orang, Fakultas Syariah 35 orang, serta Fakultas Ushuluddin dan Humaniora sebanyak 24 orang.
Perjuangan Mempertahankan Kuota
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Irfan Noor, M.Hum., yang hadir mewakili Rektor, mengungkapkan fakta menarik dalam sambutannya. Ia menyebutkan bahwa beasiswa KIP tahun 2025 sempat terancam ditiadakan akibat kebijakan penghematan anggaran pemerintah.

“Alhamdulillah berkat kerja keras dari Tim Kementerian Agama dengan Komisi 8 DPR RI, berhasil diadakan kembali walaupun jumlah penerima tahun 2025 lebih sedikit dibandingkan tahun 2024,” ungkap Irfan Noor.
Meskipun kuota menurun dari 450 orang pada tahun 2024 menjadi 300 orang pada tahun ini, Dr. Irfan menegaskan bahwa jumlah tersebut masih merupakan kuota terbesar untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di wilayah Kalimantan.
Pesan Tegas: Jangan Gadget Mewah!
Dalam arahannya, Dr. Irfan Noor memberikan peringatan keras kepada para mahasiswa agar menggunakan dana beasiswa uang negara yang berasal dari pajak rakyat ini secara bijaksana untuk menunjang perkuliahan, bukan membeli handphone mewah.
“Kalau misalnya Anda setelah menerima beasiswa ini lalu membeli laptop, itu tidak masalah karena ada hubungannya dengan perkuliahan,” tegasnya.
Ia juga menekankan target akademik bagi para penerima beasiswa. Mahasiswa diminta berjanji untuk menyelesaikan studi tepat waktu, yakni dalam 8 semester. Jika melebihi batas waktu tersebut, beasiswa akan dihentikan dan mahasiswa harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) secara mandiri.
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan mitra penyalur bantuan, yakni Bank BRI, yang memfasilitasi penyerahan buku rekening kepada mahasiswa. (Jam/Ana/Ami)





