
Di Wisuda Ke-87 Dwicahyo Dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik
BANJARBARU – Di balik podium kehormatan, pandangan Mochammad Noor Dwicahyo menyapu ratusan wajah yang dibalut toga hitam di Gedung Serbaguna Kampus 2 UIN Antasari di Banjarbaru. Ingatannya seketika melayang pada momen ketika harus berkompetisi jauh di Ternate, Maluku Utara, dalam sebuah ajang karya tulis ilmiah nasional.
Kala itu, rasa takut dan ragu sempat menghantui, sedikit gentar ketika berjumpa dengan kompetitor lainnya. Namun, tekad untuk membanggakan orang tua mengalahkan segalanya. Ia sadar, kegusaran itu harus ditaklukkan. Hasilnya, ia pulang membawa trofi Juara 2. Hari ini, Sabtu (22/11/2025), perasaan serupa kembali membuncah. Bukan lagi sebagai peserta lomba, melainkan berdiri sebagai wisudawan terbaik mewakili ratusan rekannya.
“Momentum hari ini bukan sekadar seremoni, tetapi penanda bahwa perjuangan panjang yang telah kita lalui bersama dalam ruang-ruang kuliah, perpustakaan, dan diskusi akademik akhirnya membuahkan hasil,” ujar Dwicahyo dengan suara lantang namun penuh haru dalam sambutannya.
Dwicahyo, lulusan Program Studi S-1 Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif 3,91 dengan predikat Pujian. Baginya, pencapaian ini, termasuk kesempatan menjadi penerima Beasiswa Bank Indonesia selama kuliah, adalah buah dari doa orang tua yang tak pernah putus.
“Apa yang saya raih hari ini adalah bagian dari cinta, doa, dan keteguhan hati mereka. Pengorbanan mereka menjadi alasan terbesar bagi kami untuk terus berjuang, bahkan ketika kami merasa lelah dan hampir menyerah,” tambahnya, yang disambut tepuk tangan riuh dari para orang tua dan wisudawan.
Suasana Penuh Haru dan Sejarah Baru
Suasana wisuda Sarjana ke-87 serta Magister dan Doktor ke-57 UIN Antasari ini terasa istimewa. Gedung Serbaguna di Kampus 2 Banjarbaru dipadati oleh keluarga wisudawan. Rasa haru bahagia terlihat di beberapa sudut tribun saat nama-nama wisudawan dipanggil.
Nuansa historis juga kental terasa karena wisuda kali ini merupakan yang pertama di masa kepemimpinan Rektor baru, Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd., yang tercatat sebagai rektor perempuan pertama dalam sejarah UIN Antasari.
Dalam pidatonya, Dwicahyo menyoroti kehadiran Rektor baru sebagai simbol kemajuan.
“Kehadiran beliau tidak hanya menandai babak baru bagi universitas kita, tetapi juga mencerminkan kemajuan paradigma pendidikan Islam yang semakin inklusif dan progresif,” ungkap pemuda yang menulis skripsi tentang pengaruh kompensasi guru ini.
Menutup sambutannya, Dwicahyo berpesan kepada rekan-rekan seperjuangannya agar tidak cepat puas.
“Gelar yang kita sandang bukanlah garis akhir; inilah titik awal kita dalam memasuki dunia yang penuh tantangan baru. Jalan di depan mungkin tidak selalu mudah, tetapi selama kita menjaga integritas, saya yakin kita mampu memberikan kontribusi nyata,” tegasnya.
“Saya berharap kita semua dapat mengambil hikmah dari semua perjalanan yang kita jalani. Semoga Allah Swt melindungi kita, menjadikan ilmu kita sebagai cahaya,” pungkasnya.
Selain Dwicahyo, penghargaan wisudawan terbaik dari masing-masing fakultas juga diberikan kepada Aulia Rahmi (FUH), Achmad Fadillah (FDIK), Biki Nadwa Farhani (FS), Jela Habbatul Halwa (FEBI), serta Dr. Syaiful Annas dan Muthmainnah Khairiyah, M.H. dari program Pascasarjana.
(Fur/Ana/Ami)



