
Buka Perkuliahan, Pascasarjana UIN Antasari Bahas Kajian Islam di Era Digital Bersama Rektor
BANJARMASIN – Pascasarjana Universitas Islam Negeri Antasari melaksanakan Studium General pada Selasa (2/9/2025). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini dalam rangka Pembukaan Perkuliahan Tahun Akademik 2025/2026. Acara diikuti seluruh mahasiswa baru pascasarjana sebanyak 261 orang.
Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. yang didapuk sebagai narasumber pertama, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan agenda ini. Dirinya pun mengaku senang dan bangga dengan antusiasme yang ditunjukkan semua peserta yang notabene mahasiswa pascasarjana.
”Saya bangga bisa bertemu kalian walaupun lewat Zoom, semoga bisa bertemu secara langsung,” harap Rektor.
Tema yang disampaikan Prof. Mujiburrahman adalah “Tantangan dan Peluang Kajian Islam di Era Digital”. Dirinya memulai pemaparan dengan menjelaskan perbedaan antara mengaji dan mengkaji agama.
”Bagi kita yang lama mempelajari agama, kadang kala belum paham perbedaaan antara mengaji dan mengkaji agama. Kalau mengaji, di majelis taklim, belajar agama untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” Jelas Rektor.
”Kalau mengkaji, artinya mempelajari agama secara akademik, secara ilmiah, biasanya dilakukan di perguruan tinggi, harus berdasarkan syarat-syarat ilmiah,” sambung pengasuh halakah kitab Al-Munqidz tersebut.
Prof. Mujiburrahman kemudian melanjutkan pembahasan dengan paparan-paparan yang sangat menarik, seputar peluang dan tantangan pengembangan ilmu pengetahuan di era digital.
Menurutnya, ada sisi buruk dan baik dari kemajuan teknologi komunikasi saat ini. Rektor mencontohkan, untuk mendapatkan kitab rujukan tidak sulit lagi, bisa diperoleh secara daring dalam bentuk PDF. Namun di sisi lain, semuanya tetap diminta cermat terhadap keautentikan naskah tersebut.
”Kita terbantu dengan fasilitas elektronik yang luar biasa. Namun apakah naskah elektornik itu sesuai dengan naskah aslinya atau tidak? Mudah sekali buku kita dapatkan secara elektronik. Suatu keberuntungan bagi kita untuk mengkaji secara ilmiah,” terang lulusan S-3 Universiteit Utrecht Belanda tersebut.
Pemaparan dilanjutkan dengan diskusi menarik. Banyak pertanyaan yang disampaikan peserta, di antara yang mendapatkan kesempatan adalah Toyyebah dan Barkatullah Amin.
Muhammad Iqbal, S.Th.I., M.Si., Ph.D., yang memandu jalannya diskusi, turut menyampaikan komentar seputar topik yang disampaikan pemateri.
”Era digital menghadirkan tantangan bagi kajian Islam, terutama dalam otoritas keagamaan dan banjir informasi. Namun sebagaimana disampaikan Prof. Mujib, justru di situlah peluang besar terbuka, Islam bisa dikaji dengan lebih kreatif, terbuka, dan terhubung secara global,” jelas lulusan S-3 Universite de Lille Prancis tersebut.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Dr. Hj. Noor Maulidiyah, M.A. menyampaikan, acara yang dirangkai dengan pengayaan akademik, yang telah dilaksanakan satu hari sebelumnya ini, sangat penting diikuti para mahasiswa baru.
”Selain itu mereka juga akan dibekali academic writing,” jelas dosen yang pandai berbahasa Arab dan Inggris tersebut.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, dirinya berharap, mahasiswa baru akan lebih siap dalam mengikuti perkuliahan, dan nantinya dapat menghasilkan penelitian-penelitian berkualitas.
”Diharapkan para mahasiswa baru bisa lebih siap dalam mengkaji, menganalisis, dan menghasilkan penelitian-penelitian yang berkualitas, terutama dalam penulisan tesis dan disertasi nantinya,” pungkas lulusan S-3 Newcastle University Australia tersebut.
(Jam/Fur/Ana)
