
Borong 25 Medali di Ajang Internasional, Mahasiswa FUH UIN Antasari Terima Penghargaan
BANJARMASIN – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) Universitas Islam Negeri Antasari sukses memborong 25 medali dalam ajang International Islamic Student Competition (Iniscom) 2025. Kompetisi ini diselenggarakan secara daring oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya pada 24 September hingga 4 Oktober 2025, dan diikuti 12 perguruan tinggi se-Asia Tenggara.
Atas prestasi tersebut, para mahasiswa bersangkutan mendapat apresiasi dari pihak fakultas, di sela-sela rangkaian pembukaan “Workshop Penulisan Jurnal Ilmiah Internasional Berbasis Artificial Intelligence (AI)”, di Aula Zafry Zamzam, lantai 3 Gedung Rektorat Kampus 1, Selasa (11/11).
Dalam kompetisi tersebut, kontingen FUH UIN Antasari berhasil mengumpulkan 4 medali emas, 11 medali perak, dan 10 medali perunggu.
Penghargaan diserahkan langsung Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd. Turut mendampingi Dekan Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag., serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. Ahmad Mujahid, M.Ag.
Salah satu peraih medali emas adalah Siti Nurul Hikmah, yang menjuarai cabang Karya Tulis Ilmiah Ilmu Politik kategori putri. Mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2023 ini mengangkat isu deepfake yang relevan dengan maraknya penggunaan AI.
Siti menjelaskan, penelitiannya berfokus pada bahaya manipulasi digital dan cara menangkalnya melalui integrasi nilai agama dan kearifan lokal.
“Karena kan zaman sekarang AI itu semakin canggih, banyak video yang dimanipulasi oleh seseorang, makanya saya meneliti hal itu,” jelas mahasiswi asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini.
Dalam karyanya yang berjudul “Politik Deepfake di Indonesia: Integrasi Tabayun dan Falsafah Dayak Belom Bahadat dalam Merespons Manipulasi Tokoh Publik”, ia mencontohkan kasus hoaks yang menimpa Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“(Dalam) video aslinya itu, beliau tidak mengatakan bahwa guru itu beban negara, tapi pada video deepfake itu beliau dimanipulasi pada kata-katanya,” ungkap Siti.
“Kesimpulannya, dalam ilmu agama yaitu tabayun tadi, itu bisa diintegrasikan dengan Falsafah Dayak, supaya kita sebagai orang Islam lebih berhati-hati untuk memilih dan memilah dari informasi yang didapat,” tutupnya.
Selain Siti, tiga medali emas lainnya diraih oleh:
- Nashiruddin (Juara 1 Musabaqah Tafsir Bahasa Arab Putra);
- Jimi Irawan (Juara 1 Pop Islami Putra); dan
- Muhammad Alfiyadi Khairun Ibrahim Akhsay (Juara 1 Kaligrafi Kontemporer Putra).
Para juara pun mengaku bersyukur bisa kuliah di UIN Antasari, guna mengembangkan potensi, dan meraih masa depan gemilang.
(Fur/Ana)





