
Berkaca dari Eropa, Rektor Dorong Pengembangan Kampus Ramah Kelompok Rentan
BANJARMASIN – Kamis (16/10/2025), di Ruang Alfani Daud Kampus 1, Universitas Islam Negeri Antasari melaksanakan Sosialisasi Kelompok Rentan, dengan narasumber Sofyan Feriadi, S.Pd., M.I.Kom.
Masri, S.Ag., M.Pd., Kepala Bagian Umum UIN Antasari dalam laporannya, menyampaikan terima kasih kepada Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan ini.
Terima kasih juga disampaikannya kepada narasumber yang telah bersedia meluangkan waktu, juga kepada peserta dan panitia yang sudah bekerja keras demi lancarnya acara.
Kabag menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi amanah dari Deputi Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/671/PP.01.2025 tanggal 4 September 2025.
“Yakni tentang Monitoring Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan pada Kementerian Agama Republik Indonesia,” Jelas Masri, S.Ag., M.Pd.
Dirinya menegaskan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan bukti kepedulian UIN Antasari yang mendalam terhadap lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari berbagai bentuk kekerasan maupun diskriminasi.
Oleh karena itu tekannya, sosialisasi ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak akan isu-isu kelompok rentan.
“Kita harus bersama-sama menciptakan budaya saling menghargai dan mendukung, agar keberadaan kelompok rentan baik mahasiswa atau civitas academica lain merasa aman, nyaman, dan merasa sebagai rumah keduanya di kampus ini,” ajak Kabag.
Sosialisasi ini diikuti pimpinan, perwakilan dosen, Kepala UPT Perpustakaan, Kepala Unit Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, Bagian Umum, perwakilan pengelola program studi, perwakilan dari Klinik UIN Antasari, perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan keamanan, dan perwakilan mahasiswa.
“Total peserta berjumlah 20 orang,” pungkas Masri, S.Ag., M.Pd.
Sementara itu, Rektor dalam sambutannya, mengapresiasi positif kegiatan ini. Prof. Mujib pun menceritakan pengalamannya selama tinggal di Belanda.
“Di Belanda sudah menyiapkan layanan bagi orang-orang yang rentan di setiap kota dan setiap jenjang pendidikan,” ujar lulusan S-3 Universitas Utrecht tersebut.
Tidak hanya di sekolah, Rektor juga melihat perguruan tinggi di luar negeri telah memberikan perhatikan khusus untuk para difabel.
“Di kampus-kampus besar dunia, layanan kepada difabel dilakukan secara serius. Mereka punya program S-1, S-2, dan S-3 untuk difabel,” jelasnya.
Prof. Mujib pun menegaskan, UIN Antasari ke depannya akan mengembangkan kampus yang ramah difabel, dengan mempertimbangkan layanan khusus yang diperuntukkan bagi mereka.
“Selama ini kami memang memasukkan difabel ini ke dalam Pusat Studi Gender, Anak, dan Difabel (PSGAD). Ke depan, perlu dipertimbangkan agar ada layanan khusus untuk difabel,” pesannya.
Rektor menguraikan, UIN Antasari telah memberikan pelayanan kepada mereka yang berkebutuhan khusus, dengan setiap tahun ada mahasiswa berkebutuhan yang diterima. Untuk membantu mereka, UIN Antasari melatih relawan dari mahasiswa untuk bisa melakukan pendampingan, agar sama-sama dapat menuntaskan studi.
“Selama ini kita memang sangat terbatas dalam melayani teman-teman difabel, tapi selalu ada setiap tahun dengan melatih relawan mahasiswa untuk mendampingi mereka,” terang Prof. Mujib.
Dirinya berharap, potensi-potensi yang ada di UIN Antasari bisa terus dikembangkan dengan ditopang oleh regulasi. Gagasan-gagasan yang ada juga perlu diterjemahkan untuk menjadi kenyataan.
Selanjutnya saat sesi materi, narasumber dan tim memaparkan program-program yang bisa dilaksanakan dalam memberdayakan mahasiswa berkebutuhan khusus. Sajian yang menarik dan lugas memantik pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari peserta.
Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, Keuangan, dan Kepegawaian (Karo AUPKK) Dr. H. Zainal Ilmi, S.Ag., M.Pd.I. yang mengikuti sosialisasi dengan serius, tak ketinggalan mengajukan pertanyaan.
(Jam/Fur/Ana)