
Bekali 65 Musyrif/ah, Ma’had Al-Jami’ah Perkuat Cetak Generasi Berakhlak
BANJARMASIN – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ma’had Al-Jami’ah UIN Antasari Banjarmasin menggelar kegiatan Orientasi Musyrif dan Musyrifah. Kegiatan yang diikuti oleh 65 peserta ini dibuka secara resmi oleh Kepala UPT Ma’had Al-Jami’ah, DR. Hairul Hudaya, M.Ag, pada Selasa (29/7/2025).
Orientasi yang berlangsung selama dua hari, 28-30 Juli, di Aula Asywadie Syukur, Gedung PSB Lantai 2, kampus Banjarmasin ini, selain bertujuan untuk membekali para Musyrif dan Musyrifah, juga menyamakan visi bersama dalam menjalankan program ma’had. Sebagaimana diketahui, program ini setidaknya berlangsung selama 3 bulan.
Dalam sambutannya, Kepala Ma’had menjelaskan bahwa para Musyrif dan Musyrifah memegang peranan sentral dalam pendampingan harian mahasiswa.
“Pendampingan dilakukan dengan metode halaqoh (kelompok studi) untuk membantu para mahasiswa baru mendalami ilmu agama, terutama dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an,” jelasnya.
Program Ma’had Al-Jami’ah sendiri memiliki jadwal yang intensif. Kegiatan dimulai dari menjelang Magrib hingga Isya dengan pembelajaran diniyah (ilmu agama) yang mencakup Ilmu Akhlak, Fiqh, dan Tauhid. Selanjutnya, program dilanjutkan dengan Qiyamul Lail (salat Tahajud) berjamaah dan pembelajaran diniyah kembali setelah salat Subuh.
Doktor Hudaya juga menambahkan bahwa UIN Antasari saat ini memiliki enam asrama, dengan empat asrama berlokasi di Kampus 1 Banjarmasin dan dua asrama di Kampus 2 Banjarbaru.
“Setiap asrama dibina oleh satu Murabi/Murabiyah dan dibantu oleh beberapa Musyrif/ah,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., turut memberikan materi pembinaan. Beliau menekankan bahwa program ma’had adalah salah satu ikhtiar utama universitas dalam mencapai visinya, yaitu “Unggul dan Berakhlak”.
“Visi kita itu unggul dan berakhlak. Untuk meraih keunggulan, kita tingkatkan skill mahasiswa melalui Unit Bahasa, Unit Pengembangan Bisnis, dan UPKK. Nah, Ma’had memiliki peran yang tidak kalah penting, yaitu untuk mencetak generasi yang berakhlak,” papar Rektor.
Lebih lanjut, Prof. Mujiburrahman menyoroti kekhawatirannya terhadap generasi muda yang terlalu bergantung pada gawai. Menurutnya, hal ini berdampak pada menurunnya kemampuan berpikir kritis dan daya ingat (Brain Rot).
“Jika dibiarkan, bonus demografi yang kita harapkan bukan lagi menjadi harapan bangsa, namun malah bisa menjadi beban negara,” tegasnya.
Sebagai bentuk apresiasi atas tanggung jawab besar yang diemban, Rektor menyatakan bahwa pihak universitas memberikan honorarium kepada para Musyrif dan Musyrifah. Perlu diketahui bahwa untuk menjadi Musyrif dan Musyrifah, mereka harus melalui proses seleksi ketat yang telah dilaksanakan pada bulan Maret lalu untuk dapat mengabdi selama masa bakti dua tahun.




(Hai/Ana)