UIN Antasari Sukseskan Harmony Class Region Banjarmasin Gelaran PKUB Kemenag RI
BANJARMASIN – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, sukses menyelenggarakan kegiatan Youth Harmony Class 2025 Region Banjarmasin secara daring, Ahad (7/12). Mengusung tema “Membangun Kerukunan dari Lokal: Literasi, Regulasi, dan Aksi Pemuda”, kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas generasi muda dalam merawat kebinekaan di tengah tantangan era digital.
Dalam pelaksanaannya di Region Banjarmasin, Universitas Islam Negeri Antasari memberikan mandat kerja sama dengan tiga unit strategis, yakni Pusat Kajian Moderasi Beragama, Pusat Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi, serta Unit Pelaksana Teknis Ma’had Al-Jami’ah.
Antusiasme warga Kalimantan Selatan terbilang tinggi. Tercatat sekitar 840 peserta mengikuti kegiatan ini melalui Zoom Meeting, dengan 145 di antaranya dari UIN Antasari, yakni 100 dari mahasantri, dengan 45nya dari kalangan dosen.
Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, antara lain Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lambung Mangkurat Habibah Pidi Rohmatu, Kepala Subbidang Diklat Masjid Istiqlal Ahmad Shaleh Amin, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia Eric Fernardo.
Terakhir adalah Karim Bakri (CEO PT ICK sekaligus Direktur Keuangan Nasaruddin Umar Office). Para pemateri mengupas berbagai isu strategis, mulai dari regulasi pendirian rumah ibadah, sejarah konflik dan kerukunan, hingga strategi melawan narasi intoleran di media sosial.
Salah satu peserta, Asyifa Maulida, S.Sos., yang juga merupakan Musyrifah Ma’had, memberikan apresiasi positif terhadap pelaksanaan kelas ini. Menurutnya, materi yang disampaikan sangat relevan dengan kebutuhan pemuda saat ini.
“Sangat bagus, materi yang disampaikan berisi dan mudah dipahami, terutama untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam apa itu moderasi beragama dan bentuk toleransinya. Harapan baik selalu kita wujudkan untuk kerukunan,” ujarnya usai kegiatan.
Tak kalah, mahasantriwati Mahda yang merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menerangkan bahwa acara ini sangat relevan untuk menjawab kebutuhan pemuda, perlu menciptakan kerukunan dari lingkungan terdekat atau komunitas terkecil di sekitar.
“Sering kali masalah sosial berawal dari lingkungan terdekat. Memulai dari komunitas kecil itu langkah yang paling realistis. Acara ini juga menjelaskan regulasi. Itu penting biar aksi-aksi positif tetap aman, sesuai aturan, dan berdampak nyata,” ujar Mahda semangat.
Acara ini merupakan bagian dari pilot project Program Youth Harmony 2025 yang digelar di lima kota besar di Indonesia, yaitu Malang, Yogyakarta, Makassar, Depok, dan Banjarmasin. Selain pembekalan materi, para peserta juga diperkenalkan dengan aplikasi SI-RUKUN, sebagai instrumen deteksi dini konflik keagamaan dan sarana pelaporan yang berbasis digital.
Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan panitia tidak hanya memahami regulasi formal seperti Peraturan Bersama Menteri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, tetapi juga mampu menjadi agen perdamaian yang aktif menginisiasi aksi kolaboratif lintas iman di lingkungan mereka masing-masing.
Sebelumnya dalam sambutannya, Rektor UIN Antasari Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd. juga berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan semangat kolaborasi, menjadikan Banjarmasin yang dikenal dengan kearifan lokalnya, sebagai laboratorium kerukunan.
“Bawa pulang semangat ini, sebarkan ke lingkungan kampus, komunitas, dan keluarga Anda,” ajak Rektor.

Dirinya turut mendorong semua peserta untuk membuktikan diri, bahwa Pemuda Kalimantan Selatan bisa menjadi agen perdamaian yang tangguh, cerdas, dan penuh inisiatif.
(Fur/Ana)




