
Tak Sempat Wisuda, Keluarga Gantikan Almarhum Taufik Rahman dan Khairun Nisa
BANJARBARU – Suasana riuh bahagia di Gedung Serbaguna Kampus 2 UIN Antasari mendadak berubah haru, Sabtu siang (22/11/2025). Saat nama Taufik Rahman dipanggil sebagai wisudawan Program Doktor Pendidikan Agama Islam, sosoknya tak muncul di antara barisan wisudawan bertoga. Langkah tegap sang pendidik itu digantikan oleh istri sebagai perwakilan keluarga yang berjalan perlahan menuju depan panggung, mewakili almarhum yang telah berpulang ke rahmatullah sebelum sempat menyandang gelar tertingginya.
Di hadapan Rektor Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd., ijazah tersebut diserahterimakan. Momen penyerahan ini menjadi puncak penghormatan bagi Taufik Rahman yang wafat pada 3 Juli 2025, hanya beberapa saat sebelum ia menuntaskan perjuangan akademiknya.
Taufik Rahman merupakan salah satu dari 17 wisudawan Program Doktor (S-3), yang dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-88 dan Wisuda Magister serta Doktor ke-58. Meski raganya telah tiada, pihak universitas tetap memberikan gelar doktor melalui mekanisme Ujian Terbuka Kehormatan (Posthumous) yang digelar pada 26 Agustus lalu, mengingat disertasi almarhum telah rampung sepenuhnya.
“Almarhum adalah sosok pendidik sejati. Mulai dari ruang kelas madrasah ibtidaiah hingga menjabat kepala MTs, dedikasinya tak pernah putus,” ungkap narasi sebuah video kenangan yang mengiringi kelulusannya.
Pria kelahiran Kandangan, 26 September 1978 tersebut mengangkat disertasi berjudul “Integrasi Dimensi Fikih dan Tasawuf dalam Pendidikan Salat pada Pondok Pesantren di Kalimantan Selatan”. Karya ilmiah ini menjadi warisan intelektual terakhirnya setelah menempuh pendidikan S-3 sejak tahun 2018 di bawah naungan beasiswa Yayasan 69 H. Maming.
Semasa hidupnya, almarhum Taufik dikenal memiliki rekam jejak prestasi yang gemilang. Saat menempuh magister (S-2), ia pernah tercatat sebagai Wisudawan Terbaik Pascasarjana UIN Antasari pada 2015. Selain itu ia juga meraih Juara Guru Berprestasi tingkat kota dan provinsi, hingga aktif sebagai Dewan Hakim MTQ Kota Banjarmasin. Jabatan terakhirnya adalah Kepala MTs Siti Maryam di Banjarmasin periode 2022–2025.
Selain Taufik Rahman, Khairun Nisa yang merupakan mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, juga telah berpulang sebelum sempat diwisuda.
Kisah keduanya menjadi pengingat bagi seluruh civitas academica yang hadir. Seperti pesan yang disebutkan di narasi video: “Raganya pergi, tetapi ilmunya, keteladanannya, dan jejak perjuangannya akan terus hidup”.
Wisuda kali ini diikuti total 576 orang. Juga meliputi 42 orang Magister, dan ratusan sarjana dari berbagai fakultas.
(Fur/Ana)


Tag:Khairun Nisa, Taufik Rahman, Wisuda



