
Giatkan Sertifikasi Halal, BI Gandeng PKH UIN Antasari Gelar Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal
BANJARBARU – Digandeng Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Pusat Kajian Halal (PKH) UIN Antasari memfasilitasi gelaran Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (P3H), yang akan dilangsungkan di Grand Qin Hotel Banjarbaru, 12 s.d 14 November 2025.
Mengusung tema “Penguatan Ekosistem Produk Halal di Kalimantan Selatan”, kegiatan ini diharapkan menambah jumlah pendamping halal yang kompeten.
Diikuti oleh 60 peserta, yang datang dari Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Balangan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM, diwakili oleh Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Produk, Nur Aneka Lindawati, S.Pd., M.A., menyampaikan bahwa kebutuhan pendamping halal di Kalimantan Selatan masih sangat banyak, terlebih produk UMKM yang perlu disertifikasi pun terbilang melimpah.
“Data di lapangan (menunjukkan bahwa) pendamping halal sangat kurang, sehingga kami kesulitan. Dengan adanya acara ini, diharapkan pendamping halal bertambah dan membantu pencapaian target kami,” ujarnya.
“Masih sekian ribu produk halal kita belum tersertifikasi halal. Tahun 2026 ada 1865 produk yang harus disertifikasi halal. Oleh karenanya, acara ini sangat membantu untuk menambah pendamping halal,” lanjutnya menegaskan.
Uraiannya tersebut menunjukkan betapa urgen acara ini digelar. Selain untuk mencapai target dinas koperasi, juga menjawab kebutuhan masyarakat atas jaminan produk halal.
Dr. Irfan Noor, M.Hum, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama hadir mewakili Rektor, menyampaikan bahwa UIN Antasari sebagai kampus Islam memiliki peran dan tanggung jawab besar untuk menciptakan iklim ekonomi syariah.
“Kita sangat akrab dengan istilah halal, karena itu menjadi bagian dari kehidupan kita. UIN Antasari melalui Pusat Kajian Halal sangat berperan. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia untuk mewujudkan kegiatan ini,” ujar Dr. Irfan.
“Alhamdulillah ada sekitar 60 peserta yang akan mengikuti pelatihan pendamping halal, semoga bisa menjawab kebutuhan dari Dinas Koperasi dan UKM,” lanjutnya.
“UIN Antasari tidak hanya peduli di bidang pendidikan atau riset, tetapi juga di pengabdian masyarakat. Melalui Pusat Kajian Halal ini, menunjukkan kontribusi dan dukungan kami. Semoga ke depan, UMKM kita berjaya,” tutupnya dalam sambutan.
Istimewa, acara ini dihadiri langsung oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Aloysius Donanto. Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh peserta, juga panitia.
“Ini sebagai upaya kita bersama dalam mengembangkan ekonomi syariah di Kalimantan Selatan,” ucapnya dalam sambutan.
“Makanan dan minuman yang disusul oleh industri fashion dan rekreasi Islami. Massa kita banyak dan pasar kita besar, itu sebabnya Indonesia menjadi perhatian besar dunia,” urainya.
Secara gamblang Aloysius Donanto menceritakan bahwa ekonomi syariah Indonesia bertahan di peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Padahal, Indonesia punya potensi sebagai muslim terbanyak di dunia. Membandingkan dengan negara tetangga, dirinya menyebutkan bahwa Malaysia memiliki sistem dan standar yang sangat baik ditunjang dengan ekosistem, terlebih pada sektor makanan dan minuman.
“Selain itu, standar halal Malaysia diakui sebagai benchmarking dunia. Konsep halal ini bukan eksklusif, namun menunjukkan universal yang menjadi kebutuhan dunia,” tegasnya memotivasi.
Haruan nikmat dimakan lawan nasi
Pakai ketupat juga tak kalah bergengsi
Pendamping halal kompeten dan berdidkasi
Ekosistem halal di Kalimantan Selatan bertumbuh tinggi
Ujar Deputi menutup sambutannya.
Acara ini pembukaan kegiatan dipandu oleh Nisrin, mahasiswi Program Studi S-1 Manajemen Pendidikan Islam, dengan doa yang dibacakan oleh Dr. Nuryadin, M.Ag, Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat.
(Ana)




