
BIKIN PENASARAN, UIN ANTASARI TAMPILKAN KARYA UNGGULAN BERNUANSA KEARIFAN LOKAL DI AICIS+ 2025
DEPOK – Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) kembali dihelat oleh Kementerian Agama di tahun ini. Konferensi internasional ke-24 yang berlangsung di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, pada 29–31 Oktober ini menjadi ajang bergengsi bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan Islam dari berbagai negara.
Mengusung tema “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future,” AICIS+ 2025 menyoroti bagaimana nilai-nilai Islam dapat berkontribusi terhadap solusi atas tantangan global, mulai dari krisis ekologi hingga transformasi teknologi.
Tak ketinggalan, UIN Antasari Banjarmasin pun menegaskan eksistensinya di kancah akademik internasional tersebut. Salah satunya dengan berpartisipasi membuka stand Education Expo dengan menampilkan karya-karya unggulan dari Antasari Press LP2M. Dalam kesempatan ini, dihadirkan sejumlah karya akademik dan budaya yang merefleksikan kekayaan intelektual masyarakat Banjar, antara lain Al-Qur’an Terjemah Bahasa Banjar, Ensiklopedia Ulama Banjar, serta Terjemah Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Ensiklopedia Ulama Banjar.
Tak dinyana, sejak hari pertama expo, perhatian pengunjung dari berbagai kalangan tertuju pada stan UIN Antasari. Mulai dari pejabat Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama, para rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dosen, mahasiswa, hingga pelajar Madrasah Aliyah, tampak antusias mengunjungi.
Salah satu karya yang paling diminati adalah Al-Qur’an Terjemah Bahasa Banjar, yang dinilai sebagai terobosan penting dalam memperkuat literasi keagamaan berbasis kearifan lokal. Publikasi tersebut menjadi simbol integrasi antara nilai-nilai Islam dan budaya daerah, sekaligus memperluas akses pemahaman Al-Qur’an bagi masyarakat Banjar.
Tak kalah menarik, versi terjemahan Ensiklopedia Ulama Banjar dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab menunjukkan keseriusan UIN Antasari untuk memperluas jangkauan karya akademiknya ke dunia internasional. Publikasi multibahasa ini diharapkan dapat memperkenalkan pemikiran dan tradisi keilmuan Banjar kepada masyarakat global, sekaligus memperkukuh posisi UIN Antasari sebagai salah satu pusat studi Islam Nusantara.
Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, yang meninjau pameran, menilai karya-karya yang ditampilkan UIN Antasari mencerminkan semangat pelestarian tradisi intelektual Islam di Nusantara. Upaya UIN Antasari mendokumentasikan kiprah ulama-ulama Banjar sangat berharga.
“Ensiklopedia ini bukan hanya catatan sejarah, melainkan juga warisan intelektual yang akan menjadi sumber rujukan generasi mendatang,” ujar Prof. Delmus Puneri Salim, S.Ag., M.A., M.Res., Ph.D.
Rektor UIN Mataram Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag., tak ketinggalan. Ketertarikannya dengan stan UIN Antasari dikuatkan dengan membeli Al-Qur’an Terjemah Bahasa Banjar.
Pada kesempatan expo ini, selain menampilkan karya cetak, tim dari UIN Antasari juga aktif memperkenalkan visi dan arah pengembangan riset universitas kepada para pengunjung, dengan menjelaskan bahwa setiap karya yang diterbitkan tidak hanya berorientasi akademik, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat, sesuai dengan semangat moderasi beragama yang diusung Kementerian Agama.
“Buku-bukunya menarik, terutama tentang Ulama Banjar. Saya baru tahu kalau ada Al-Qur’an Terjemah Bahasa Banjar. Keren, sih!” aku pengunjung, seorang siswa Madrasah Aliyah yang antusias dan penasaran.
Kesan positif dari para siswa menunjukkan bahwa pameran pendidikan semacam AICIS+ tidak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga sarana inspiratif bagi generasi muda untuk mencintai ilmu pengetahuan dan tradisi Islam Nusantara.
Partisipasi UIN Antasari dalam AICIS+ 2025 merupakan bagian dari upaya berkelanjutan universitas untuk memperkuat posisi sebagai pusat pengembangan keilmuan Islam yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Melalui karya-karya yang berakar pada tradisi lokal, UIN Antasari ingin menunjukkan bahwa kearifan daerah dapat menjadi fondasi penting dalam membangun peradaban Islam yang universal dan berkeadilan. Selain memperluas jejaring akademik, kehadiran UIN Antasari di forum internasional ini juga menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan hasil penelitian dan publikasi unggulan ke tingkat global. Dengan semangat kolaborasi lintas institusi, UIN Antasari berkomitmen terus menghasilkan inovasi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
(Rep/ft:Yokke/Ana/Hai)






