
UIN Antasari dan Komisi VIII Wujudkan Komunikasi yang Efektif dan Beretika, Gelar NgoPI Lewat Public Speaking
BANJARBARU — Sebanyak 150 peserta yang terdiri atas kepala madrasah, guru-guru madrasah, tokoh masyarakat, dan mahasiswa antusias mengikuti Public Speaking Workshop 2025 bertema “Seni Bicara yang Menggerakkan: Dari Hati Menuju Pengaruh”. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Komisi VIII DPR RI bersama Kementerian Agama dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin sebagai penyelenggara utama, digelar di Hotel Aeris Banjarbaru, Senin (13/10/2025).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Antasari, Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada UIN Antasari untuk menjadi tuan rumah kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya kemampuan berbicara di depan umum dalam dunia pendidikan.
“Public speaking bukan hanya soal keberanian berbicara, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikan pesan dengan hati agar dapat menjembatani komunikasi antara guru, orang tua, dan siswa,” terang Prof. Nida.
Wakil Rektor pun berharap agar sinergi antara UIN Antasari dan Komisi VIII DPR RI dapat terus berlanjut dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas pendidik di masa mendatang.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR RI, Sudian Noor, S.AP., menegaskan bahwa keterampilan berbicara sudah menjadi bagian penting sejak masa Nabi. Menurutnya, kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas dan beretika merupakan kunci agar pesan yang diterima sesuai dengan maksud yang disampaikan.
“Public speaking ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi. Intinya agar apa yang disampaikan sama dengan apa yang diterima,” tekan Sudian Noor.
Ia juga mencontohkan bahwa kemampuan komunikasi publik tidak hanya dibutuhkan oleh guru, tetapi juga oleh para pelaku jasa pelayanan seperti pengemudi ojek daring yang kini banyak diberikan pelatihan berbicara agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Lebih lanjut, Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut menjelaskan bahwa program Ngobrol Pendidikan Islam (NgoPI) yang diinisiasi oleh Kementerian Agama sebagai sarana memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan madrasah dan pendidikan Islam.
“Melalui program NgoPI, kami ingin membuka ruang dialog, berbagi pengalaman, dan memperkuat semangat transformasi pendidikan Islam agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman,” tuturnya.
Ia juga berpesan kepada peserta, khususnya generasi muda, untuk terus menuntut ilmu dan berkontribusi dalam pembangunan Kalimantan Selatan.


Sesi utama workshop diisi oleh Rizqi Firmansyah, S.Pd., seorang Personal Development Coach dari Jakarta. Dengan gaya penyampaian yang energik dan penuh interaksi, Rizqi menghidupkan suasana pelatihan melalui berbagai aktivitas menarik seperti ice breaking, simulasi berbicara, serta latihan improvisasi spontan. Para peserta diajak memahami teknik membangun kepercayaan diri, mengelola intonasi suara, hingga menggunakan bahasa tubuh secara efektif.
Suasana semakin hidup ketika peserta diberikan kesempatan tampil langsung untuk mempraktikkan teknik berbicara yang baru dipelajari. Dukungan dan tepuk tangan dari peserta lain membuat suasana pelatihan terasa hangat dan inspiratif.
Banyak peserta mengaku mendapatkan pengalaman baru yang sangat berkesan dan dapat diterapkan langsung dalam aktivitas mengajar maupun kegiatan sosial.
“Kegiatan ini benar-benar membuka wawasan saya tentang pentingnya berbicara dari hati. Ternyata berbicara yang efektif bukan soal hafalan, tapi soal ketulusan dan kejelasan pesan,” ujar salah satu peserta, guru madrasah asal Banjarbaru.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, Public Speaking Workshop 2025 diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun budaya komunikasi yang positif dan inspiratif di lingkungan pendidikan Islam.
Kontributor/Fotografer: Tim NgoPI FTK UIN Antasari Banjarmasin
Penyunting: Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi