
Rektor UIN Antasari dan Mantan Menag Said Agil Jadi Pembicara di Seminar Nasional MTQMN XVIII
BANJARMASIN – Rektor Universitas Islam Negeri Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. menjadi narasumber dalam Seminar Nasional dengan tema “Generasi Qur’an, Generasi Emas: Menginspirasi Gen Z Menuju Indonesia 2045”, yang dihelat pada Rabu (8/10/2025).
Seminar yang dilaksanakan sebagai rangkaian Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVIII Tahun 2025 itu, dilaksanakan di Swiss-Belhotel Borneo. Tidak sendiri, Rektor menjadi narasumber berdampingan dengan Menteri Agama periode 2001–2004 Prof. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A., dan Dr. Drs. Zainuddin, M.Pd., yang merupakan pemerhati pendidikan karakter.
Ketua Pelaksana Harian MTQMN Dr. Rusdiansyah, M.Pd.I., menyampaikan terima kasih kepada para narasumber yang berkenan membagi ilmu pengetahuan kepada para peserta. Ia menjelaskan, MTQMN tahun ini dilaksanakan di Banjarmasin.
“Dengan Universitas Lambung Mangkurat sebagai tuan rumah,” ungkap Dr. Rusdiansyah.
Ia menegaskan, bahwa tema seminar yang diangkat sudah sesuai dengan kebutuhan generasi Z saat ini.
Seminar nasional dimulai dengan pemaparan dari Prof. Said Agil, dengan judul “Integrasi Ilmu, Iman, dan Peradaban: Visi Qur’ani Menuju Indonesia Emas 2045”. Dalam kesempatannya, disampaikan pentingnya ilmu pengetahuan untuk terus dikembangkan oleh generasi saat ini.
“Islam adalah sumber peradaban, maka ayat yang pertama turun adalah ‘baca’. Membaca adalah sumber ilmu pengetahuan. Sebagai mahasiswa, jangan pernah puas dengan ilmunya, karena ilmu terus berkembang,” pesannya kepada para peserta.
Sementara itu, Rektor Mujib yang menjadi pembicara kedua, turut menyapa Prof. Said Agil. Dirinya mendoakan agar Prof. Said Agil, yang merupakan guru Rektor saat pembibitan dosen, agar diberi kesehatan dan umur panjang.
“Mudah-mudahan beliau tetap sehat dan terus memberikan manfaat bagi kita semua,” harap Prof. Mujib.
Dalam materinya dengan judul “Al-Qur’an dalam Budaya Banjar: Antara Universalitas dan Partikularitas”, Rektor mengatakan, masyarakat Banjar 99,5% merupakan umat Islam. Karena itu, tradisi masyarakat Banjar sangat dekat dengan Al-Qur’an. Sejak kecil masyarakat Banjar telah diajarkan membaca Al-Qur’an.
“Salah satu wujud nyata pengaruh Islam yang tampak dalam masyarakat Banjar, adalah pandangan dan sikap mereka terhadap kitab suci Al-Qur’an. Orang Banjar menganggap Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk hidup yang wajib dipelajari. Meskipun umumnya mereka tidak pandai berbahasa Arab sehingga tidak bisa memahami langsung Al-Qur’an,” ujar Guru Besar Sosiologi Agama tersebut.
Prof. Mujib kemudian menjelaskan, dalam masyarakat Banjar, seseorang yang tidak pandai membaca Al-Qur’an dianggap belum benar-benar pantas menjadi orang tua. Karenanya dalam masyarakat Banjar ada tradisi batamat, yaitu membaca Al-Qur’an dari Surah Ad-Duha sampai An-Nas, bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan.
“Upacara ini biasanya dihadiri oleh keluarga pengantin dan para tetangga, serta didampingi oleh guru mengaji sang pengantin,” terang Rektor.
Usai pemaparan materi dari Dr. Zainuddin, acara dilanjutkan dengan tanya jawab, beberapa peserta pun mendapat kesempatan, hingga beruntung mendapatkan hadiah dari panitia.
(Jam/Fur/Ana)