
Yudisium FUH UIN Antasari, Dekan Ingatkan 6 Syarat Keberhasilan Menuntut Ilmu
BANJARMASIN – “Tentu ini menjadi momen yang sangat membahagiakan, terutama bagi ananda sekalian yang sekarang sudah berubah status, bukan lagi sebagai mahasiswa, tapi sebagai sarjana.”
Pernyataan yang disambut aplaus meriah tersebut disampaikan Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) Universitas Islam Negeri Antasari, saat menyampaikan sambutan pada Yudisium Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025.
Ia menegaskan, apa yang diterima hari ini merupakan sebuah anugerah.
“Ini satu nikmat yang wajib disyukuri, karena tidak semua mahasiswa sampai ke tahap ini,” tegas Dr. Dzikri, Kamis (11/9/2025).

Di hadapan peserta yudisium yang memadati Auditorium Mastur Jahri Kampus 1, Dekan mengutip perkataan Imam Syafi’i yang termuat di dalam Kitab Ta’limul Muta’allim, yang menerangkan tentang enam syarat keberhasilan dalam menuntut ilmu.
“Kita tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan enam hal. Pertama adalah kecerdasan. Saya yakin Anda semua cerdas,” tegasnya.
“Kedua, keinginan yang kuat untuk belajar. Ketiga, kebijaksanaan. Keempat, harus ada biaya, seperti untuk membayar uang kuliah tunggal. Artinya nonsense jika berkuliah itu tanpa biaya, harus ada pengorbanan materi,” terang lulusan S-3 Ilmu Hadis dari UIN Surabaya tersebut.
Syarat keberhasilan dalam menuntut ilmu berikutnya, adanya interaksi dengan guru dan dosen. Karena itu, Dr. Dzikri mengingatkan agar terus menerus mendoakan para guru maupun dosen untuk panjang umur, sehingga bisa selalu mencurahkan ilmu-ilmu bermanfaat di tengah masyarakat.
Terakhir, syarat sukses dalam menuntut ilmu, adalah masa yang panjang.
“Artinya untuk mencapai jenjang sarjana memerlukan masa yang panjang, tidak ada pendidikan singkat, minimal 7 semester,” tegas Dekan.
Ya, sebagian yudisiawan berhasil lulus hanya dengan 3,5 tahun. Hal itu menurut Dr. Dzikri, berkat kebijakan baru UIN Antasari, yang mensyaratkan mahasiswa harus sudah selesai seminar proposal sebelum mengikuti kuliah kerja nyata.
“Sehingga itu mempercepat masa studi kalian,” tambahnya.
Dekan juga berpesan kepada para yudisiawan untuk mengamalkan ilmu yang telah didapat, menebarkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu, semuanya didorong agar tidak hanya berdiam diri menunggu penerimaan calon pegawai negeri sipil, namun aktif mengabdi pada bidang dan pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan.
“Amalkanlah ilmu yang telah kalian dapatkan di kampus UIN Antasari dalam hal apa pun, dalam peran apa pun,” pesannya.
Dekan juga berpesan agar semuanya bisa terus berbakti kepada orang tua, yang telah bekerja keras demi keberhasilan pendidikan sang buah hati.
“Orang tua merupakan orang yang sangat berperan dalam keberhasilan kuliah Anda. Mereka bekerja keras agar kalian bisa berkuliah,” terang Dr. Dzikri.
Terakhir, ia sebagai pimpinan di FUH, mewakili seluruh pegawai, memohonkan maaf jika selama memberikan pelayanan terdapat kekurangan.
“Semoga dengan lulusnya Anda sekalian menjadi sarjana, bisa memberikan keberkahan bagi Anda, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkas Dr. Dzikri.
(Jam/Fur/Ana)
