
Habib Salim di FDIK UIN Antasari: Penderitaan Palestina Adalah Sakit Hati Kita, Pertolongan Allah akan Datang
BANJARMASIN – Ulama asal Habban, Yaman, Al-Habib Salim bin Soleh Al-Muhdor, menyoroti penderitaan rakyat Palestina dalam Studium Generale yang diadakan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Antasari. Di hadapan mahasiswa dan dosen, ia menyatakan bahwa kemenangan bagi umat Islam akan tiba.
Acara yang bertajuk “Reaktualisasi Dakwah Nabi Muhammad saw. di Era Digital” ini, berlangsung di Auditorium Mastur Jahri, Kampus 1, Rabu (10/9/2025).
Menjawab pertanyaan seorang peserta mengenai tulisan pejuang Palestina yang mengkhawatirkan lunturnya perjuangan, Habib Salim melalui penerjemahnya, Ustaz H. Abdur Rouf, menegaskan kepedihannya terhadap kondisi di sana.
“Setiap orang yang melihat penderitaan daripada orang-orang Palestina pasti akan merasa sakit hati, dan beliau pun sakit hati,” ujar sang penerjemah.
Habib Salim meyakinkan hadirin bahwa pertolongan Allah akan datang, dan mereka yang gugur di Palestina wafat dalam keadaan syahid.
“Nanti datang suatu era orang-orang muslim akan diberi pertolongan oleh Allah Swt.,” tegasnya.
Sebelumnya, Dekan Dr. H. M. Abduh Amrie, M.A. dalam sambutannya, menekankan relevansi dakwah digital dengan tantangan zaman. Ia berpesan kepada mahasiswa untuk menjadi ahli teknologi digital yang menyebarkan konten bernilai dakwah dan ber-akhlaqul-karimah, bukan justru menimbulkan perpecahan.
“Maka kami pesankan kepada anak-anak kami para mahasiswa dan mahasiswi kalau sudah pintar nantinya menjadi orang yang ahli dalam teknologi digital, maka ketika membuat konten-konten atau video-video haruslah dimasuki dengan nilai-nilai dakwah,” tegasnya.
Tema ini diperkuat oleh moderator acara, K.H. Muhammad Mabrur, Lc., M.Ag., yang menyimpulkan pesan utama Habib Salim mengenai pentingnya literasi digital. Menurutnya, dakwah di dunia maya harus meneladani Rasulullah saw. yang membalas keburukan dengan kebaikan.
“Dakwah Rasulullah saw. itu adalah merespons dengan sebaik-baiknya, itu prinsip dasarnya. Artinya di dunia maya ini, netizen bisa berbicara apa pun, tapi kita tidak boleh merespons dengan cara yang sama, tapi kita meresponnya dengan cara yang terbaik,” simpul Dosen FDIK tersebut.
Dalam paparannya, Habib Salim juga banyak memberikan nasihat praktis, seperti membatasi penggunaan gawai untuk hal yang tidak bermanfaat, dan mencontohkan metode dakwah Rasulullah saw. yang penuh kelembutan, bahkan kepada orang yang memusuhi.
Acara ditutup dengan pemberian ijazah selawat dari Habib Salim kepada seluruh hadirin, yang jika diamalkan diharapkan dapat membuat pembacanya bertemu Rasulullah saw. dalam mimpi. Para peserta juga mendapat kesempatan langka untuk melihat dan menyentuh kain kiswah (penutup makam Rasulullah saw.) asli yang dimiliki Habib Salim.
(Fur/Ana)





