
Program Mahasiswa Unggulan 2025 Resmi Dibuka, UPB UIN Antasari Siapkan Generasi Mahir Berbahasa Asing
BANJARMASIN – Unit Pengembangan Bahasa (UPB) Universitas Islam Negeri Antasari, melaksanakan Program Mahasiswa Unggulan Tahun 2025, yang dibuka Kamis (10/7). Acara ini berlangsung di Aula Zafry Zamzam, lantai 3 Gedung Rektorat Kampus 1, menandai dimulainya program yang berfokus pada penguatan Bahasa Arab dan Inggris tersebut.
Dalam laporannya, Kepala UPB Dr. Fatwiyah Noor, Lc., M.Pd. menjelaskan, program ini bertujuan menghasilkan mahasiswa yang mampu bersaing di bidang bahasa, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Program ini akan dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli sampai 7 Agustus 2025,” terangnya.

Dirinya menambahkan, setiap program akan didampingi tutor asing atau native speaker. Adapun pesertanya ada sebanyak 16 mahasiswa yang akan mengikuti Kelas Bahasa Arab, dan 15 orang untuk Kelas Bahasa Inggris, dengan perwakilan dari semua fakultas.
Dr. Fatwiyah berharap program ini menjadi sarana efektif bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mereka bahasa asing. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd. (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan), serta para dekan atas dukungan berkelanjutan terhadap kegiatan UPB.
Dalam kesempatan ini, Rektor memberikan sambutan motivasi dan secara resmi membuka kegiatan. Prof. Mujiburrahman menekankan, meskipun anggaran tahun ini mengalami pemotongan, program UPB tetap diprioritaskan, karena dianggap penting untuk peningkatan kapasitas mahasiswa.
“Menguasai bahasa asing itu sangat bermanfaat bagi kita, bagi masyarakat, dan bagi karier saudara di masa yang akan datang,” jelas Rektor.

Dirinya secara spesifik menyoroti Bahasa Inggris sebagai bahasa ilmiah dan Bahasa Arab yang fundamental bagi umat Islam, serta pentingnya untuk hubungan dengan negara-negara Timur Tengah.
Rektor juga berbagi pengalamannya, bahwa Bahasa Arab kini banyak digunakan dalam berbagai ranah, termasuk politik dan kebudayaan, bahkan menceritakan pengalamannya berbicara dengan mahasiswi fasih berbahasa Arab di Taiwan.
Prof. Mujiburrahman mendorong peserta untuk tidak takut salah dalam belajar bahasa asing, sekaligus mengingatkan agar tidak terlalu bergantung pada kecerdasan buatan.
“Karena menulis itu adalah tingkat kemampuan bahasa tertinggi,” tegas Rektor.
Prof. Mujiburrahman menutup dengan pesan inspiratif.
“Kalau saudara bahasa Inggrisnya bagus, tidak akan pengangguran. Bahasa Arab juga begitu,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan penyerahan buku ajar secara simbolis oleh Rektor kepada perwakilan mahasiswa peserta program ini.
(Jam/Fur/Ana)


