
Divisi GTK Madrasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Gelar Seminar Penguatan Literasi Guru, Dekan: Guru Harus Dibantu Upgrade Kompetensi
BARITO KUALA – Seminar pendidikan peningkatan mutu madrasah bertema “Penguatan Literasi Guru Madrasah Menuju Pembelajaran Inovatif dan Bermakna” kembali digelar oleh Divisi GTK Madrasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin bersama dengan Komisi VIII DPR-RI, Jum’at (10/10/2025). Berlokasi di Yayasan Al-Hafidz Desa Andaman 2, Anjir Pasar, Barito Kuala, kegiatan ini menghadirkan H. Sandi Fitrian Noor, ST., MM., selaku anggota komisi VIII DPR-RI dan Dr. Imam Bukhori, M.Pd., dari Kasubdit Bina GTK MA/MAK GTK Madrasah yang didapuk sebagai narasumber.
“Program ini digagas untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam,” tegas Dr. H. Hamdan, M.Pd., saat menyatakan sambutan.

Selain itu, Dr. Hamdan juga menegaskan bahwa menuju Indonesia emas, perlu disiapkan dengan baik. Terkhusus hal-hal yang berkenaan dengan kompetensi generasi penerus bangsa, di mana guru memiliki peran yang besar untuk mewujudkan harapan Indonesia emas tersebut.
“Guru harus di upgrade, baik melalui pelatihan, seminar, workshop, atau pendidikan lainnya. Untuk itulah acara ini digelar,” urai Dekan FTK tersebut.
Sementara itu, H. Sandi Fitrian Noor, ST., MM., mengucapkan dalam sambutan bahwa kegiatan ini merupakan kerja sama antara Komisi VIII RI, Kementerian Agama, dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari. Disadari bahwa literasi bukan hanya sekedar membaca, namun juga aktivitas terus belajar, semangat mencari ilmu, berpikir kritis, dan berinovasi. Oleh karenanya inspirasi baru diharapkan hadir agar pembelajaran menjadi lebih relevan.
“Komisi VIII sangat mendukung kegiatan ini,” ucap H. Sandi, saat membuka acara.
Seminar dipandu oleh Ika Irayana, M.Pd. dosen Prodi S-1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) sebagai moderator, yang mendampingi Dr. Imam Bukhori, M.Pd., selaku narasumber. Suasana aula kembali hangat saat moderator menyapa audiens.
Imam Bukhori banyak mengulas terkait dengan tips dan trik menjadi Guru Madrasah dengan kurikulum berbasis cinta. Dirinya menekankan bahwa dahulu literasi hanya dibatasi pada calistung, namun kemudian melebar menjadi memahami, menalar, dan menggunakan pengetahuan yang dibaca dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita pastikan bahwa literasi menjadi komponen inti untuk bisa hidup di abad ini,” urai Dr. Imam.
Informasi berlimpah, di situasi ini siswa harus dibekali dengan kemampuan membaca, memaknai bacaan, dan kemampuan merespons yang dibaca dengan baik dan benar.
“Penting untuk kita tanamkan semangat literasi sejak dini. Karena literasi menjadi pondasi bagi semua aspek pembelajaran,” lanjutnya.

Sementara itu, Mahmudah, M.Pd sebagai Ketua Divisi GTK menujukkan semangatnya, baginya acara ini urgen untuk digelar. Terlebih berkenaan dengan membantu para guru madrasah untuk meningkatkan kompetensi.
“Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan mutu SDM, khususnya guru-guru madrasah, sehingga menunjang agar output yang dihasilkan juga berkualitas,” ujar Dosen yang juga Ketua Prodi S-1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) itu.
“Kegiatan ini diharap agar terus berlanjut, karena masih banyak madrasah memerlukan hadirnya program-program yang menunjang untuk upgrade para guru di madrasah,” pungkasnya.
Acara ini juga turut dihadiri oleh Bidang Pendidikan Madrasah dari Kanwil Provinsi, Bidang Pendidikan Madrasah dari Kabupaten Barito Kuala, Dekanat FTK, para guru, tokoh masyarakat, aktivis pendidikan, dan siswa-siswi.

(Ana/Ami)